»

Friday, June 28, 2013

C'est la vie

It’s 1:57 AM in my clock. Crazy thoughts are keeping me up. I decided to write down my thoughts, hoping that after this I can sleep peacefully. I can’t describe what I’m feeling at the moment, perhaps I’m confused with what’s happening in my life. There are decisions I have to make and things I have to choose in order to keep myself on the right track. But these decisions are not easy to get through and I need to toughen up my gut and be firm with whatever decisions I have to make. This is the new me. It’s true that undergoing to difficult situations in life will make you a tough person. Experience will teach you how to become the person you’re gonna be. It takes a lot of courage and discipline but eventually you’ll be surprise with the outcome you’re gonna get. I consider the past as my enemy; however it motivates me to alter my future. I still can’t deal with my instinctive emotions and I admit it’s my weakness.


“Life is like a box of chocolate, you’ll never know what you’re gonna get” – Forrest Gump 


Choices are always given; it’s up to you what decisions to make. We all make mistakes at some point in our lives but that doesn’t mean you have to quit. Find the errors and start all over again. Letting go on something special is the hardest part. Sometimes we need to make sacrifices to keep us moving forward. These are the essential things we need in order for us to grow as an inviolable person. Everyone deserves to be happy. Life is too short to waste time to anyone or anything that doesn’t make you happy.


So make a choice, I hope you’ll make a good one. 




Cheers,

Aya :)



Tuesday, June 25, 2013

Si Keras Kepala

Sedang berpikir banyak dan sedang mengerjakan banyak. Ada satu fase di dalam hidup saya yang begitu egois. Yaitu saya ingin segala sesuatunya lebih clear. Dan lebih jelas. Dimana saya harus lebih banyak deal dengan pribadi saya yang "keras" di dalam.

Untuk urusan yang menyangkut idealisme. Percayalah ada hal-hal yang tidak bisa ditawar dengan saya. Sekali "enggak" itu bisa "enggak" untuk selamanya kalo saya mau. Si Aya yang keras kepala. Dan saya sedang deal dengannya.

Beberapa tahun yang lalu, ketika saya memutuskan untuk membenci seseorang karena dia sudah melakukan hal yang sangat buruk kepada saya ketika SMA. Masalah sepele, tapi karena dia tipe orang lebay, mulai lah saya untuk membenci, orang yang mengganggu "lingkungan rumah" saya. Banyak orang terdekat yang tidak setuju dengan saya memelihara "hal" tersebut, hanya menyakiti saya saja katanya. Dia toh tidak peduli pada kenyataannya. Ya karena saya hanya membenci dan menyumpah serapah jika melihat dia, tidak melakukan hal keji kok. Bahkan ketika orang tersebut sudah meminta maaf.

Ketika kuliah, saya bertemu juga dengan orang yang seperti itu. Mantan sahabat kami. Dan baru-baru ini, muncul wanita tua asing yang mengganggu "rumah" saya. Lagi dan lagi, bahkan ketika orang-orang tersebut sudah meminta maaf. Saya masih aja engga suka. Yang perlu di garis bawahi adalah, saya bukan tipe orang yang gampang tidak suka dengan orang lain, saya pribadi yang tidak suka melarut-larutkan masalah. Tetapi, jika mereka sudah terlampau jauh mengacak-acak daerah  "lingkungan rumah" saya, jangan harap mereka bisa bebas berbahagia diluar sana. Apalagi jika mereka sama sekali tidak berubah kearah yang lebih baik.

Melelahkan memang mempunyai sisi gelap seperti ini. Dan muncullah kebiasaan buruk saya yang diakibatkan oleh “keras kepala” saya. Saya bisa mendiamkan mereka berhari-hari, berbulan-bulan. Bahkan bertahun-tahun. Saya sudah memutuskan untuk tidak mau lagi mengenal mereka dengan baik. Selamanya. Bersikeras untuk tidak mau mendengarkan pendapat-pendapat orang lain untuk bisa berdamai dengan mereka. Tentu saja ini bukan contoh yang baik. Janganlah ditiru.

Tetapi saya semakin yakin bahwa saya adalah "Single Fighter" banyak hal di dalam hidup yang kemudian bisa saya perjuangkan sendiri. Dan saya adalah orang yang tidak bisa diganggu dan dipaksa. Karena semakin saya diganggu dan dipaksa, semakin saya akan semau saya, bilang tidak, bahkan menolak mentah-mentah.

Deal dengan si Aya yang keras kepala.

Namun ketika menulis ini, saya hanya ingin memastikan satu hal. Keras kepala lah terhadap apa yang hatimu percaya. Karena itu bisa jadi adalah keyakinan. Keyakinan tersebut yang akan menuntun kita kepada sebuah jalan. Saya memiliki keyakinan akan sesuatu yang mungkin seharusnya saya tinggalkan sejak lama, tetapi entah... hati tetap saja berpaku disitu. Semoga banyak jalan dan saya meyakini sesuatu yang benar.

Sekarang saya sedang ada di dalam keyakinan itu. Masih berjalan ke arah sana. Dan mungkin sudah semakin dekat. Doakan saya :)

Thursday, June 20, 2013

The Power of Intuition


I wrote this based on the events that have happened to me lately. Why do I say Intuition? It's just like 'heart is calling'.

Saya membicarakan ini perihal beberapa sahabat saya yang mungkin pada saat itu bisa membaca tanda dan menangkap detail dengan baik. Ada 2 hal, keduanya saya alami dengan orang-orang yang saya anggap sahabat dekat saya, walaupum dia jauh atau dekat.

Pertama, waktu itu saya sakit. Mau mati rasanya. Meriang, demam, batuk, pilek, pusing, mual. Ah lengkap! Bedrest... Namanya Finsa, kami memang ada jarak yang jauh sekarang. Banyak masalah yang terjadi, salah saya. Saya tau dia anak yang keras kepala dan jarang sekali melintasi prinsipnya. Semenjak kejadian itu, dia sama sekali tidak menghubungi saya. Fatal! Tapi saya menyukai bersahabat dengan dia. Sudah lama kami tidak berkomunikasi, tapi pada saat saya 'mau mati' itu, tiba-tiba dia mengirimkan saya pesan dan bertanya kabar saya. Terang saja saya kaget, pikiran saya sih mgkn dia salah kirim pesan... Tapi setelah ditanyakan ternyata tidak. Saya jawab 'baik-baik saja' waktu itu, tapi ya memang.. Saya jadi tiba-tiba sehat saking bersemangatnya menerima pesan itu. Dan sehabis itu dia tidak menghubungi saya lagi. Beberapa waktu kemudian, saya bermimpi. Dia ada dimimpi saya.. Kami sedang berjalan, dia menyelamatkan saya dari kawanan anak nakal. Lalu ketika kami selamat, tiba-tiba saja dia hilang, benar-benar menghilang. Saya bangun dengan peluh dan jadinya kepikiran sama dia. Saya kirimi dia pesan, dan ternyata ntah benar atau tidak, dia sedang dalam tahap tidak baik. Ada masalah besar yg dia harus hadapi. Tapi dia janji dia bakal baik-baik saja, dan saya percaya itu. Saya akan selalu ada, selalu sampai kapanpun. Untuk kamu.

Si Kembar, Triana & Triani. Mereka teman dekat saya sedari SMP dulu. Saya sedang bingung waktu itu. Bingung untuk menceritakan ke-siapa-yang-bisa-dipercaya. Malam itu saya sedih, menangis mengetahui suatu kejadian yang diluar ekspektasi pemikiran saya. Mau cerita, tapi takut mengganggu orang lain. Ketika sedang di fase 'kritis', tiba-tiba Ani (red. sebutan Triani) mem-BBM saya, nanya apa saya kangen sama dia. Zzzz (biasa-biasanya sih ya ga pernah :p)
Such a funny question though... but indeed interesting to be answered by me. Disitulah saya mengalir untuk menceritakan semuanya ke sahabat saya itu. Ternyata, Si Ana (red. sebutan Triana) juga ikut menimbrung dari tempat yang sama. Haha. Lega... Ada tempat bertukar pikiran. Ani mengajak saya berdoa bersama, bagian paling haru karena saya tau yang saya katakan sebagai doa-doa adalah memang ketulusan-ketulusan yang semoga saja nantinya bisa terkabul. Amiin


Terima Kasih. Aku sayang kalian :')

Tuesday, June 11, 2013

Kissing



I want to kiss you so badly. I want it to be the type of kiss that leaves us both breathless, and lightheaded. The type that makes us look into each others eyes in disbelief afterwards, then smile because we did, I don’t mind where it happens; outside, inside, in a private, or surrounded area by hundreds of people. I just need to feel those lips on mine. 

Saturday, June 8, 2013

Pikiran yang Terlintas

Pikiran saya bercabang-cabang malam ini, masih 'pagi' memang. Tapi kepala saya diliputi oleh doa-doa. Saya berdoa untuk seorang pria yang akan menjadi bagian dari hidup saya.

Pria yang akan mencintai saya lebih dari apapun didunia ini. Pria yang hidup bukan untuk dirinya sendiri, tapi juga untuk saya. Dia harus tau untuk apa dan siapa dia berjuang, maka semuanya tidak sia-sia.

Seorang pria yang mempunyai hati yang tulus, bukan hanya otak yang pintar. Seseorang pria yang bukan hanya menuntut saya, tetapi juga yang bisa mengingatkan saya ketika saya salah. Seorang pria yang bisa menjadi teman terbaik saya. Pria yang bisa membuat saya merasa wanita sesungguhnya ketika saya disampingnya.

Pada akhir dari doa saya, saya tidak meminta seseorang yang sempurna, tetapi saya meminta pria yang tidak sempurna. Pria yang masih membutuhkan semangat, dukungan, cinta dan doa dari saya untuk hidupnya.

Wednesday, June 5, 2013

Pilihan, Kesalahan dan Penyesalan

Hai kamu, 
saya menuliskan semua ini kali ini untuk kamu. Saya tidak tahu harus berkata apa lagi. Mungkin sudah terlalu banyak ego di kepala saya, terlalu banyak kata 'keseimbangan' dalam kepala saya. Mungkin sedang merasa sensitif.. tetapi yang jelas saya merasa sendiri hari ini. Bertubi tubi tekanan datang menggumpal seperti semacam bola yang menggencet saya perlahan-lahan. Kalau boleh berteriak saya mau berteriak. Tapi mengeluarkan suara saja tidak mampu, hanya terdengar suara yang berderak tidak terdengar siapapun.

 Hai kamu, 
Saya hanya memberikan segala macam obat tersebut, karena saya tahu kamu tidak cukup ahli dalam menjaga kesehatan diri sendiri. Tapi yang saya dapat tidak semestinya, sedikit kecewa karena saya kira saya sudah memberikan kejutan. Lagi-lagi saya kebesaran rasa.

Kita yang selalu memandang awan jauh di depan sana selalu gelap. Cemas kalau-kalau kita tak cukup kencang berlari menghindari hujan. Dan kita selalu basah kuyup, menyelamatkan sisa-sisa baju kering untuk baju ganti nanti. Sebenarnya saya yang bodoh atau memang kita semua bodoh?

Kenapa keinginan kamu hanya sebesar ketakutan kamu akan kehilangan? Saya rasa kamu cukup pintar untuk hal ini, dan saya terlalu bodoh. Tentang foto, tentang sesuatu yang selalu kamu sembunyikan. Saya iri. Saya iri dengan ap yang sudah kamu lakukan dengan dia dulu. Dan saya cukup sadar, mungkin saya masih 'sakit'. Saya belum sembuh dan itu yang saya takutkan.

Saya banyak berharap tentang masa depan. Sedangkan apa yang kamu lakukan hanya berlangsung sementara. 

Keingatanmu akan solat.
Kehangatanmu akan kata-kata.
Kemanisanmu akan usaha yang dilakukan.

Saya sudah berusaha semaksimal mungkin untuk merubah semuanya. Meninggalkan semua yang saya seharusnya tidak lakukan. Membuat lottere setiap bulannya, bersabar, mencoba mengerti, perhatian, kehangatan, selalu dan selalu mementingkan kamu tidak peduli saya sesibuk apa dan selelah apa, dll. 

Dan kata yang saya ingat, "Kamu tidak melakukan semua itu lagi, karena kamu sudah merasa memiliki saya? Iya? Jujur." Dan kamu pun menjawab, "IYA."

Saya pun memantaskan semua itu. Ketika saya marah, ketika saya berniat untuk meninggalkan semuanya, kamu baru ingin memulai untuk mengubah yang saya tidak suka dan yang saya mau kamu jalankam. Tetapi, ketika saya mulai lagi terjerat, kamu mulai menyepelekan saya. Terlalu bergembira saya tidak akan meninggalkan kamu.

Apa yang kamu tulis dulu, apa yang sudah kamu janjikan pun banyak yang tidak bisa diwujudkan. Dan itu sangat teramat sangat mengganggu pikiran saya. Bagaimana saya harus menghabiskan seluruh hidup saya bersama orang yang niatnya hanya sebatas sementara? Selalu memendam, dan selalu membiarkan saya sendirian untuk menangkap tanda yang ada, merasakan kecemasan hati yang berlebih lalu mendengar kabar buruk diakhirnya.

SAYA ADA DIMANA DI HATI DAN PIKIRAN KAMU?

Saya iri. Kamu selalu bisa dan bisa dengan wanita tu tapi tidak dengan saya. Mengetahui itu pun sudah membuat saya sakit hati, apalagi menyadari kebenarannya. 

Kamu kembali ke saya hanya karena saya satu-satunya orang yang paling pas? Pas menurut keluargamu dan ego mu?

Saya masih tidak bisa tenang dengan semuanya. MAAF. Mungkin kali ini saya harus memutuskan lagi. Saya sadari kesalahan yang saya perbuat, dan saya menyesal karena saya merasa kehilangan sesuatu yang seharusnya tidak akan hilang jika saya tidak mengambil hal ini dulunya. Semoga kamu berbahagia dengan kenyamananmu, kegembiraanmu, kecuekanmu, dan keegoisan-kesementaraan mu itu. Ariverderci.


I give up. I'm out.