»

Tuesday, June 25, 2013

Si Keras Kepala

Sedang berpikir banyak dan sedang mengerjakan banyak. Ada satu fase di dalam hidup saya yang begitu egois. Yaitu saya ingin segala sesuatunya lebih clear. Dan lebih jelas. Dimana saya harus lebih banyak deal dengan pribadi saya yang "keras" di dalam.

Untuk urusan yang menyangkut idealisme. Percayalah ada hal-hal yang tidak bisa ditawar dengan saya. Sekali "enggak" itu bisa "enggak" untuk selamanya kalo saya mau. Si Aya yang keras kepala. Dan saya sedang deal dengannya.

Beberapa tahun yang lalu, ketika saya memutuskan untuk membenci seseorang karena dia sudah melakukan hal yang sangat buruk kepada saya ketika SMA. Masalah sepele, tapi karena dia tipe orang lebay, mulai lah saya untuk membenci, orang yang mengganggu "lingkungan rumah" saya. Banyak orang terdekat yang tidak setuju dengan saya memelihara "hal" tersebut, hanya menyakiti saya saja katanya. Dia toh tidak peduli pada kenyataannya. Ya karena saya hanya membenci dan menyumpah serapah jika melihat dia, tidak melakukan hal keji kok. Bahkan ketika orang tersebut sudah meminta maaf.

Ketika kuliah, saya bertemu juga dengan orang yang seperti itu. Mantan sahabat kami. Dan baru-baru ini, muncul wanita tua asing yang mengganggu "rumah" saya. Lagi dan lagi, bahkan ketika orang-orang tersebut sudah meminta maaf. Saya masih aja engga suka. Yang perlu di garis bawahi adalah, saya bukan tipe orang yang gampang tidak suka dengan orang lain, saya pribadi yang tidak suka melarut-larutkan masalah. Tetapi, jika mereka sudah terlampau jauh mengacak-acak daerah  "lingkungan rumah" saya, jangan harap mereka bisa bebas berbahagia diluar sana. Apalagi jika mereka sama sekali tidak berubah kearah yang lebih baik.

Melelahkan memang mempunyai sisi gelap seperti ini. Dan muncullah kebiasaan buruk saya yang diakibatkan oleh “keras kepala” saya. Saya bisa mendiamkan mereka berhari-hari, berbulan-bulan. Bahkan bertahun-tahun. Saya sudah memutuskan untuk tidak mau lagi mengenal mereka dengan baik. Selamanya. Bersikeras untuk tidak mau mendengarkan pendapat-pendapat orang lain untuk bisa berdamai dengan mereka. Tentu saja ini bukan contoh yang baik. Janganlah ditiru.

Tetapi saya semakin yakin bahwa saya adalah "Single Fighter" banyak hal di dalam hidup yang kemudian bisa saya perjuangkan sendiri. Dan saya adalah orang yang tidak bisa diganggu dan dipaksa. Karena semakin saya diganggu dan dipaksa, semakin saya akan semau saya, bilang tidak, bahkan menolak mentah-mentah.

Deal dengan si Aya yang keras kepala.

Namun ketika menulis ini, saya hanya ingin memastikan satu hal. Keras kepala lah terhadap apa yang hatimu percaya. Karena itu bisa jadi adalah keyakinan. Keyakinan tersebut yang akan menuntun kita kepada sebuah jalan. Saya memiliki keyakinan akan sesuatu yang mungkin seharusnya saya tinggalkan sejak lama, tetapi entah... hati tetap saja berpaku disitu. Semoga banyak jalan dan saya meyakini sesuatu yang benar.

Sekarang saya sedang ada di dalam keyakinan itu. Masih berjalan ke arah sana. Dan mungkin sudah semakin dekat. Doakan saya :)

No comments:

Post a Comment