»

Wednesday, June 5, 2013

Pilihan, Kesalahan dan Penyesalan

Hai kamu, 
saya menuliskan semua ini kali ini untuk kamu. Saya tidak tahu harus berkata apa lagi. Mungkin sudah terlalu banyak ego di kepala saya, terlalu banyak kata 'keseimbangan' dalam kepala saya. Mungkin sedang merasa sensitif.. tetapi yang jelas saya merasa sendiri hari ini. Bertubi tubi tekanan datang menggumpal seperti semacam bola yang menggencet saya perlahan-lahan. Kalau boleh berteriak saya mau berteriak. Tapi mengeluarkan suara saja tidak mampu, hanya terdengar suara yang berderak tidak terdengar siapapun.

 Hai kamu, 
Saya hanya memberikan segala macam obat tersebut, karena saya tahu kamu tidak cukup ahli dalam menjaga kesehatan diri sendiri. Tapi yang saya dapat tidak semestinya, sedikit kecewa karena saya kira saya sudah memberikan kejutan. Lagi-lagi saya kebesaran rasa.

Kita yang selalu memandang awan jauh di depan sana selalu gelap. Cemas kalau-kalau kita tak cukup kencang berlari menghindari hujan. Dan kita selalu basah kuyup, menyelamatkan sisa-sisa baju kering untuk baju ganti nanti. Sebenarnya saya yang bodoh atau memang kita semua bodoh?

Kenapa keinginan kamu hanya sebesar ketakutan kamu akan kehilangan? Saya rasa kamu cukup pintar untuk hal ini, dan saya terlalu bodoh. Tentang foto, tentang sesuatu yang selalu kamu sembunyikan. Saya iri. Saya iri dengan ap yang sudah kamu lakukan dengan dia dulu. Dan saya cukup sadar, mungkin saya masih 'sakit'. Saya belum sembuh dan itu yang saya takutkan.

Saya banyak berharap tentang masa depan. Sedangkan apa yang kamu lakukan hanya berlangsung sementara. 

Keingatanmu akan solat.
Kehangatanmu akan kata-kata.
Kemanisanmu akan usaha yang dilakukan.

Saya sudah berusaha semaksimal mungkin untuk merubah semuanya. Meninggalkan semua yang saya seharusnya tidak lakukan. Membuat lottere setiap bulannya, bersabar, mencoba mengerti, perhatian, kehangatan, selalu dan selalu mementingkan kamu tidak peduli saya sesibuk apa dan selelah apa, dll. 

Dan kata yang saya ingat, "Kamu tidak melakukan semua itu lagi, karena kamu sudah merasa memiliki saya? Iya? Jujur." Dan kamu pun menjawab, "IYA."

Saya pun memantaskan semua itu. Ketika saya marah, ketika saya berniat untuk meninggalkan semuanya, kamu baru ingin memulai untuk mengubah yang saya tidak suka dan yang saya mau kamu jalankam. Tetapi, ketika saya mulai lagi terjerat, kamu mulai menyepelekan saya. Terlalu bergembira saya tidak akan meninggalkan kamu.

Apa yang kamu tulis dulu, apa yang sudah kamu janjikan pun banyak yang tidak bisa diwujudkan. Dan itu sangat teramat sangat mengganggu pikiran saya. Bagaimana saya harus menghabiskan seluruh hidup saya bersama orang yang niatnya hanya sebatas sementara? Selalu memendam, dan selalu membiarkan saya sendirian untuk menangkap tanda yang ada, merasakan kecemasan hati yang berlebih lalu mendengar kabar buruk diakhirnya.

SAYA ADA DIMANA DI HATI DAN PIKIRAN KAMU?

Saya iri. Kamu selalu bisa dan bisa dengan wanita tu tapi tidak dengan saya. Mengetahui itu pun sudah membuat saya sakit hati, apalagi menyadari kebenarannya. 

Kamu kembali ke saya hanya karena saya satu-satunya orang yang paling pas? Pas menurut keluargamu dan ego mu?

Saya masih tidak bisa tenang dengan semuanya. MAAF. Mungkin kali ini saya harus memutuskan lagi. Saya sadari kesalahan yang saya perbuat, dan saya menyesal karena saya merasa kehilangan sesuatu yang seharusnya tidak akan hilang jika saya tidak mengambil hal ini dulunya. Semoga kamu berbahagia dengan kenyamananmu, kegembiraanmu, kecuekanmu, dan keegoisan-kesementaraan mu itu. Ariverderci.


I give up. I'm out.

No comments:

Post a Comment